Skip to main content

Latar Belakang Pengembangan Docker

Latar belakang pembuatan Docker dapat dipahami dari evolusi kebutuhan dan tantangan dalam pengembangan perangkat lunak serta pengelolaan infrastruktur IT pada saat itu. Berikut adalah beberapa poin yang mendorong diciptakannya Docker:

1. Kompleksitas Pengembangan Perangkat Lunak Tradisional

Sebelum Docker, pengembangan perangkat lunak sering kali menghadapi masalah kompleksitas dalam pengelolaan lingkungan pengembangan, uji coba, dan produksi. Setiap aplikasi harus dikonfigurasi secara manual di lingkungan yang sering berbeda-beda antara tim pengembang dan operasional. Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian antara lingkungan pengembangan dan produksi, yang dapat menyebabkan masalah saat menerapkan aplikasi.

2. Perlunya Isolasi Aplikasi

Pada awal 2010-an, teknologi kontainerisasi seperti LXC (Linux Containers) telah mulai muncul sebagai cara untuk mengisolasi aplikasi dalam lingkungan Linux. Kontainerisasi menawarkan cara untuk menjalankan aplikasi dan dependensinya dalam lingkungan yang terisolasi, memungkinkan aplikasi berjalan tanpa konflik atau interaksi yang tidak diinginkan dengan aplikasi lain yang berjalan di host yang sama.

3. Percepatan Siklus Pengembangan dan Pengiriman Aplikasi

Ada kebutuhan yang meningkat untuk mempercepat siklus pengembangan dan pengiriman aplikasi (development to deployment) dengan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan lingkungan, membangun, dan menyebarkan aplikasi. Ini penting dalam konteks pengembangan agile dan pendekatan CI/CD (Continuous Integration/Continuous Deployment) yang semakin populer.

4. Dukungan untuk Mikro Layanan dan Arsitektur Berbasis Kontainer

Docker lahir dalam konteks kebutuhan untuk mendukung arsitektur mikro-layanan, di mana aplikasi dikembangkan sebagai kumpulan layanan yang independen. Docker memungkinkan setiap layanan untuk diisolasi dalam kontainer, memfasilitasi skala, manajemen, dan penyebaran layanan-layanan ini secara efisien.

5. Inovasi dan Keterbukaan Platform

Pengembang Docker, Solomon Hykes, memulai Docker sebagai proyek open-source untuk menjawab tantangan ini. Dengan menawarkan platform yang terbuka dan mudah digunakan untuk kontainerisasi, Docker segera mendapat perhatian luas dari komunitas pengembang dan industri.

6. Dukungan dari Industri dan Komunitas

Dalam beberapa tahun pertama setelah diluncurkan, Docker mendapat dukungan besar dari perusahaan teknologi terkemuka dan komunitas open-source. Ini membantu mengembangkan ekosistem alat dan solusi yang lebih luas di sekitar Docker, seperti Docker Compose untuk pengelolaan aplikasi multi-container, Docker Swarm untuk orkestrasi, dan Docker Hub sebagai registry untuk berbagi image Docker.

Kesimpulan

Docker lahir sebagai jawaban terhadap kompleksitas dalam pengembangan perangkat lunak dan pengelolaan infrastruktur IT yang semakin mendesak pada masanya. Dengan memberikan cara yang lebih efisien dan konsisten untuk mengemas, menjalankan, dan mengelola aplikasi dalam kontainer, Docker telah mengubah cara aplikasi dikembangkan, diuji, dan dikerahkan di seluruh dunia.